Contact Us

Banner 468 x 60px

 

SALAHKAH AKU ??

0 komentar
   Hujan terus turun, seolah langit bocor disana sini. Semuanya basah yang ada di bumiku. Tidak itu saja, hujan juga mengguyur rambutku, tubuhku, tanganku, mataku, bahkan hatiku yang berdarah-darah. Semakin perih tapi aku takkan mengeluh, apalagi menangis. Tidak ada lagi rasa sakit, tidak ada lagi air Mata, karena rasa sakit dan air mata itu datangnya dari perasaan. Sementara luka-luka jiwa yang mendera hidupku bertubi-tubi, sudah mematikan perasaanku. Ya, aku mati rasa kini.

   Seandainya aku tidak punya walau setitik iman, barangkali sudah kusudahi hidupku dengan cara yang paling keji, agar takkan lagi kurasakan beban derita yang amat menyiksa kan hidup. Buat apa aku hidup, jika hanya seperti ini. Aku tidak tahu, untuk apa aku ada di dunia ini kalau ternyata hanyalah ketidakadilan saja yang selalu kudapat.

  "kakak... mana kaus kakiku yang ungu"
itu suara adik Bungsuku, Iman.

  "kakak... celanaku yang abu-abu ada dimana???"
itu lagi suara adikku Rudy.

  "Ratu... apa sepatu kets kakak sudah dicuci???"
yang melengking ini suara kakak perempuanku, Tiara.
Kakakku yang cantik, pintar namun sangatlah manja dan tidak mandiri.

  "kakak... kak Ratu... dimana kaus kakiku???"

  Suara-suara ini selalu mengisi hari-hari ku tiap hari, tidak perduli pagi, siang, sore atau malam pun, setiap ada yang penghuni rumah ini cari dan butuhkan, pasti aku yang harus tahu. Belum lagi, papa mama yang kebutuhan nya juga harus aku urus.

  Seandainya saja aku ini seorang pembantu, pasti aku sudah minta PHK dari majikan. Dan kupastikan, tidak ada seorangpun pembantu atau bahasanya sudah dipermanis menjadi asisten rumah tangga yang betah untuk tinggal di rumahku. Tapi apalah dayanya aku, aku adalah seorang anak yang terlahir berbeda dengan saudaraku yang lain. Ya, sangatlah amat berbeda. kakakku Tiara terlahir dengan memiliki tubuh, kulit dan wajah yang sangat rupawan, dilengkapi dengan otak yang brilliyan.

  Adikku Iman dan Rudy pun tidak jauh beda dengan kakakku Tiara mereka bertiga nyaris sempurna sebagai manusia ciptaan Allah, sehingga tak heran jika ayah ibuku teramat sangat sayang dan memanjakan mereka. Mengingat ini, hatiku terasa disayat-sayat. Betapa tidak, aku dan saudaraku bagaikan bumi dan langit. Tubuhku tidak seperti mereka. Kelainan bawaan yang menyertai ku sejak lahir, membuat aku harus puas dengan kakiku yang agak pendek sebelah, sehingga kalau jalan aku seperti orang pincang. Ditambah lagi dengan bentuk wajahku yang kata orang-orang sangar, seperti wajah kakekku. Membuat diriku seperti mahluk planet lain di dalam rumahku sendiri.

  Pastilah karena keadaanku inilah yang membuat seisi rumah, memperlakukan aku seperti ini.

  Seandainya mungkin, lebih baik aku tidak usah dilahirkan dan dibesarkan ayah ibuku, jika hanya untuk diperlakukan seperti ini 😭😭😭. Aku tidak tahu apa salahku. Sehingga aku berbeda dengan kakak dan adik-adikku. Mungkin benar kata orang, bahwa aku anak yang tidak diharapkan ayah ibu. Karena, setelah lahirnya kakakku Tiara, ibuku ingin agar kakakku mendapat kasih sayang minimal empat tahun lamanya. Setelah itu barulah ibu berencana hamil lagi. sayangnya obat-obatan penjarang kehamilan yang dikonsumsi ibuku tidak mampu memenuhi harapannya.

  Baru tiga belas bulan usia Tiara kakakku, ibuku sudah positif hamil tiga bulan, yaitu hamil aku si anak kedua.

  Karena melenceng dari planningnya ibu dan ayahku, maka jalan pintaslah yang mereka ambil, mengkonsumsi berbagai macam obat dan makanan perontok kehamilan ibu. Ya... ayah ibuku ingin melenyapkan aku. Tapi nyatanya aku terlalu kuat untuk dilenyapkan! Sampai akhirnya aku lahir dengan cacat bawaan. Itu kata orang-orang. Aku tidak tahu, apakah hal ini benar atau tidak. Yang aku tahu, di usiaku yang sudah enam belas tahun sekarang ini, akulah robot yang harus mengerjakan semua pekerjaan rumah, kecuali memasak. Mulai dari nyuci piring, nyapu, ngepel lantai, setrika, semua aku yang melakukan. sampe-sampe aku sudah diberhentikan dari sekolah, karena sejak SD selalu tinggal kelas.

  Pernah aku sampe pindah sekolah karena diejek teman-temanku, karena menjadi langganan tinggal kelas. Sampe akhirnya ayah ibuku mengambil keputusan, aku tidak usah sekolah lagi. Sebagai anak seperti aku, aku bisa apa! ku tak sanggup melawan perintah orang tua. Ya, aku memang pincang, aku memang tidak cantik, dan aku memang sedikit bego. Tapi yang aku tahu, aku terlahir dari seorang wanita cantik bernama Hj. Nurul Fitrah M.Hi dan seorang bapak bernama Hj. Sunyoto Mahmudin M.H dan bahkan di akta kelahiran dan kartu keluarga orang tuaku, tertulis namaku dan nama orang tuaku ini. Tapi apakah wajar jika nasibku seperti ini? Apakah aku salah terlahir dari orangtua seperti mereka? Apa salahku ya rabb? Aku tak pernah meminta untuk menjadi anak mereka. Tapi kenapa Ya rabb? kenapaaaaaa??? Sejak kecil aku sudah mendapat ketidakadilan ini. Masih pantaskah aku hidup? Dan untuk apa? Untuk melihat lebih banyak lagi ketidakadilan???






0 komentar:

Posting Komentar

 
DUNIA FANA © 2017 .
Animated Spinning Kunai - Naruto