Contact Us

Banner 468 x 60px

 

Broery Alexander Agatha

0 komentar
    Telah tiga hari ini, aku tak bergairah untuk melakukan kegiatan apapun. Aku enggan melakukan apaaa saja, termasuk makan. Hidupku begitu gersang dan terasa tak berarti sama sekali, yaa aku harus mengakui, aku begitu teramat sangat mengasihinya, dekat dengannya dan begitu akrab dengan kemanjaannya. 
      Tak ku pedulikan tetesan hujan yang semakin Deras, Membasahi kepala dan tubuhku. Biar...biarlah! Aku tetap akan berdiri disini, diantara hamparan genteng rumah penghuni Perumahan elit ini. Biarlah semua orang yang rumahnya berlantai dua melihat aku bengong, tiga hari belakangan ini, diatas tempat jemuran cucian rumah kami. Biar semua tahu apa yang aku rasakan. Aku sedih, aku pilu, aku tak mampu menguasai kepedihanku. Aku teramat merindukannya, merindukan sosok tubuhnya yang begitu ku kasihi, tubuhnya yang penuh bulu, membuat ku betah berlama-lama menghabiskan waktu untuk mengelusnya penuh kasih sayang. Yaa...yaaa... aku teramat merindukan dia. Merindukan satu nama yang telah akrab dengan hari-hariku, selama 5 bulan terakhir ini. Aahh, barangkali bagi orang lain, waktu 5 bulan terlampau cepat untuk menumbuhkan rasa cinta dan kasih yang mendalam. Tapi bagiku tidak! Waktu yang 5 bulan terasa sangat berarti bagiku dan dia. Kuakui, hanya dialah satu-satunya makhluk diatas jagad raya ini yang mengerti tentang segala keresahan yang senantiasa kurasakan. Hanya dia yang memahami, betapa sepi hari-hariku, sejak kekasihku meninggalkanku. Hanya dia Satu-satunya yang mengerti. Disaat aku termenung diantara hamparan genteng rumahku, dia datang menghiburku. Dia memandangku dengan tatapannya yang teduh. Aku begitu suka pada tatapannya. Matanya yang bening seperti telaga yang tersembunyi di tengah hutan, yang akhirnya tiada seorangpun pernah mengusiknya. Dan aku bisa membaca pengertian yang dalam dari matanya yang bening itu. Walau dia tidak pernah sekalipun mengatakan sesuatu padaku, namun dia mengerti apa yang ku katakan padanya. Dia tidak bisu, dia tidak tuli, dia tidak buta, kakinya pun normal. Bahkan dia termasuk ganteng dan lebih bertambah gagah, dengan kumisnya yang tiduran di atas bibirnya. Bulunya begitu halus dan memikat. 
        
         Broery... aku begitu merindukanmu sayang. Mengapa kau tega meninggalkan aku, seperti dulu kekasihku meninggalkan aku. Padahal ketika kita pertama kenalan di sudut dapur, kita berpandangan, kemudian kita saling terbuka. Kau mendengar dengan mata sendu, ketika kuceritakan padamu tentang kepedihan hatiku, tentang kekasihku yang berlalu dari sisiku, dan tentang segalanya. Kau menatapku penuh pengertian, Seakan kau ingin Mengambil sebagian dukaku. Kau tidak mengatakan lewat bibirmu, tapi matamu mengatakannya. 

         Broery... ternyata kini kau pun berlalu dari aku. Seakan kau tidak perduli lagi dengan kasih tulusku untukmu. Lalu Broery... pada siapa lagi aku harus mengadu, berbagi rasa yang kumiliki? Broery Alexander Agatha, nama yang melambangkan kegagahanmu. Apa kau lupa Broery, Dulu ketika kita pertama bertemu, tiada jabatan tangan, tiada perkenalan nama, yang ada hanyalah pandangan yang penuh arti. Selanjutnya aku tak perduli siapa namamu sebelum ketemu aku. Yang aku tahu, aku suka memanggilmu Broery dan kuperindah dengan Alexandere Agatha. 

        Dikala kita sedang berbagi kasih berdua, aku lebih suka memanggilmu Broer, walau sebenarnya aku tahu, aku lebih tua 21 tahun dibanding kamu. Kamu masih sangat muda, namun terkadang kamu lebih dewasa dari aku. Kau tak pernah mengeluh, kau tak pernah menangis seperti aku. Sekalipun aku belum pernah mendengarmu mengeluh/menangis. Dan hal itu yang membuatku amat mengagumimu. Kau masih teramat muda, namun pembawaanmu dewasa. Dan perbedaan usia kita yang demikian jauh,,, sama sekali tak jadi masalah bagi kita.

            Tapi kini, apa lagi yang mesti ku katakan tentangmu. Rasa-rasanya segala kebaikanmu selama ini hilang begitu saja. Sebab kau pun meninggalkan aku. Broery... mengapa kau tega? Padahal kau tahu, hanya kau satu-satunya makhluk hidup paling berarti bagiku, setelah kepergian kekasihku. Ternyata kau sama jahatnya dengan dia. Padahal Broery, ulang-ulang telah kuingatkan padamu aku amat mengasihimu. 

       Curah hujan semakin deras, Azan magrib sudah menggema, aku harus sholat. Aku akan mengadukan galau hatiku pada Yang Maha Tahu. Agar kelak Dia akan menggantikan makhluk-makhlukku yang hilang dengan yang baru dan lebih baik. 

        Usai sholat magrib aku kini, aku tak berminat keluar kamar. Aku ingin membaringkan tubuhku yang terasa amat letih, aku ingin membaringkan pikiranku, dan membebaskannya dari belenggu bayang-bayang Broery. Aku ingin melupakannya, menghalaunya dari pikiranku, semampuku. Sayang sekali, Keinginan ku tak terpenuhi. Bayangan Broery tetap membuntutiku ke tampat tidur, membuat ku gelisah, membuat spray kusut masai karena tubuhku menggelinding kesana kemari seperti bola. 

        Broery... aku amat sesalkan ketololanmu, kau begitu tolol, Broery. Padahal aku telah mengingatkanmu, kau hanya boleh makan apa yang kusiapkan untukmu. Tapi kau keras kepala, Aku benci kau, Broery! Biar... biar kau mati! Kau dungu, Broery! Aku membencimu! Mengapa kau makan juga ikan asin yang telah dicampur racun tikus itu? Mengapa, Broery? Padahal aku telah kasih kau dua potong kaki ayam dan dua potong kepala ayam. Kau begitu rakus, Broer! Aku membencimu... benciii! Akibatnya, gara-gara kau makan ikan asin beracun itu, tubuhmu kini terkubur, barangkali telah membusuk dan digerogoti cacing-cacing tanah yang rakus sepertimu. Kasihan bulu-bulumu yang putih mulus itu, Broer, bulu-bulu yang membuatku terpesona. Kasihan kumismu yang tiduran diatas Bibirmu Broer, aahh...Broer.... kasihan kau. Akibat ketidakpuasanmu atas sesuatu yang ke berikan dengan tulus maka kau menebusnya dengan nyawamu sendiri. Selamat jalan sahabatku, aku akan berusaha sebisaku melupakanmu. Ternyata kau yang kukasihi, menyimpan rasa ketidakpuasan, yang membuat nyawamu melayang. 

        Maafkan aku Broery Alexander Agatha, aku membenci ketidakpuasanmu, namun kau harus tahu pula... aku tetap mengasihimu Now And Forever, Forever So Long...

Bogor, Rabu 2 Januari 1990 
11:35 WIB

             

    





0 komentar:

Posting Komentar

 
DUNIA FANA © 2017 .
Animated Spinning Kunai - Naruto