Contact Us

Banner 468 x 60px

 

Aku Cinta Suami Sepupuku

0 komentar
    Fira... Alhamdulillah, Sonya sudah melahirkan. Anaknya laki-laki, mirip sekali dengan Bapaknya. Nanti kita sama-sama menjenguknya ya, Fir...
   Suara gaduh Ibu terus meluncur deras di kupingku. Namun suara itu tidak hanya berhenti dan diam di telingaku, namun jauh menerobos kedalam urat-urat nadi dan jantung serta hatiku. Hhhhhh... seharusnya ini kabar bahagia yang kudengar. Aku sudah punya ponaan baru. Dan lahirnya anaknya Sonya berarti ponaanku sudah berjumlah 7 orang. Tapi apakah anaknya Sonya akan sama menggemaskan seperti ponaanku lainnya? Ataukah dia justru akan tampak seperti monster bagiku? Perlahan tapi pasti, luka dalam hatiku kembali mengucurkan darah. Kali ini darahnya lebih kental dan lebih banyak dibandingkan yang sudah-sudah. Sonya sudah melahirkan. Berarti diantara mereka berdua, Sonya dan Andi, sudah lahir perekat dan penanda bagi kuatnya cinta mereka. Air mataku menetes. Semakin lama semakin deras. Dan semakin deras. Owh... nestapa... mengapa tidak pernah pergi dari hidupku. 
        Andi... dia adalah saudara sepupuku, sama seperti Sonya. Kedua-duanya, ibunya Andi dan bapaknya Sonya adalah adik-adik dari ibuku. Sehingga nya kami bertiga adalah saudara sepupu. 
      Andi dan Sonya dijodohkan oleh orangtuanya masing-masing. Namun sayangnya Sonya menolak mentah-mentah perjodohan itu. Karena Sonya sudah punya tambatan hatinya sendiri yang dipacarinya sejak bangku SMA. Jalinan cinta mereka begitu indah, walaupun masih dalam batas-batas kewajaran suatu hubungan. Sonya adalah seorang wanita muda, cerdas dan berpribadi luhur. Dia sangat santun dan amat sangat pandai menjaga kehormatan diri dan keluarga nya. Pribadinya setali tiga uang dengan pacarnya. Namun latar belakang keluarga pacarnya yang kurang baik, membuat jalinan cinta mereka ditentang keras oleh orangtua Sonya yang masih berpegang teguh dengan bibit, bobot dan bebet. Maka jadilah perjodohan Sonya dan Andi. Dan berbagai upaya Sonya menolak namun orangtuanya tetap bersikukuh untuk tetap memaksakan perjodohan itu. Apalagi Andi, yang orangtuanya, yang orangtuanya notabene pemuka agama dan orang terpandang di daerah mereka tinggal.
        Sonya, walaupun dia wanita santun, namun sifatnya untuk urusan hati tidak mau kompromi dengan apa dan siapapun juga. Berbagai dalih dia cari untuk mengelak dari perjodohan dirinya dan Andi. Bahkan tidak tanggung-tanggung dia sampai rela mendatangi tempat tinggal orang tua Andi untuk bicara ten tentang isi hati dan penolakan dirinya dan Andi. Bahkan tidak tanggung-tanggung, dia meminta agar orangtua Andi, yang adalah paman dan bibinya itu, diminta untuk tidak lagi mengganggu hidupnya dan menjadi hq bodoh kan andi untuk jadi suaminya.
       Maka, murkalah orang tua Sonya, mendengar apa yang dikatakan orang tua Andi. Betapa tidak, orang tua Andi memutuskan untuk tidak lagi menjodohkan anaknya dan Sonya. Andi pun bisa mendapatkan istri yang 100% lebih segalanya dari Sonya. Ponaan yang dianggap mereka angkuh. Jalinan kekerabatan antara dua pasang orang tua, hancur lebur, berkeping-keping. Masing-masing orang tua saling membela anaknya, dengan keegoisan yang mereka miliki. 
    7 bulan sudah... perjodohan yang membuat hubungan kekerabatan seperti putus. Ditambah lagi dengan jarak tempat tinggal mereka yang terpisahkan oleh gugusan gunung dan bentangan lautan.
         Sementara Andi yang merasa patah hati dan kecewa dengan penolakan Sonya, menghibur dirinya dengan banyak berkumpul dengan saudara-saudara sepupunya yang lain. termasuk di dalamnya aku Fira Mulyani. Aku kasihan melihat dia. Ternyata laki-laki bisa juga patah hati. Sebagai saudara dengan usia yang hampir sama, ditambah lagi dengan kami berdua bekerja di tempat yang sama. Yang jarak tempuh dari rumah kami memakan waktu dua jam sekali jalan. Membuat aku dan Andi lebih banyak menghabiskan waktu pergi dan pulang kerja berdua setiap hari, kecuali sabtu dan minggu. Perlahan tapi pasti, ada sedikit rasa aneh yang mulai ada dalam hatiku yang paling dalam. Rasa ini, seperti rasa yang pernah ada dan pernah kurasakan tiga tahun yang lalu, ketika aku masih bersama Niku. Ya, rasa ini seperti rasa yang kurasakan tiga tahun lalu kala masih bersama Niku. Niku yang akhirnya harus pergi bersama gelombang besar yang menggulung kapal yang ditumpanginya ketika dia akan kembali ke tempat tugasnya sebagai guru di pelosok daerah terpencil. Niku ku yang malang, seorang guru teladan yang harus mati demi tugasnya menyiapkan generasi penerus perjuangan bangsa. Selamat jalan Niku, semoga kau mendapat tempat yang lapang di Sisi-Nya. 

"Jadi bagaimana Fir, oke kan? "
" Haa...a...apanya yang oke Andi? Maaf aku ngantuk "
" Astagfirullahhalaziim... ngantuk? Hey kita ini bukan naik mobil Fir. Kita naik motor. Dengan kondisi jalanan seperti ini, kamu ingin merasakan kerasnya batu-batu jalan yang menyembul malu-malu di balik aspal tipis ini? Jangan gila dong. Atau kita istirahat dulu di warung kopi di kaki gunung itu? "
" mmh....ok ok... terserah kamulah. Aku ikut maunya sopir saja he...he..he.. "

    Hmmh... ternyata hujan yang terus sejak jam 5 sore tadi, masih menyisakan rasa dingin yang amat menusuk tulang. 
      Minum kopi dan menikmati seduhan mi instant panas ditengah gerimis hujan di pukul 7 malam ini lumayan nikmat. warung kopi ini tidak seramai biasanya. Hanya ada empat orang yang berpakaian dinas seperti aki dan Andi. Kasihan, inilah kehidupan kami sebagai abdi negara yang bertugas di daerah baru seperti ini. Kami harus rela bolak-balik tiap hari dari rumah ke tempat tugas dalam kondisi apapun. Kami harus tetap menjalankan tugas. Karena kami makan dan hidup dengan digaji oleh negara. Kami tidak seperti mereka, orang-orang yang suda digaji tinggi-tinggi oleh negara, tapi mangkir dari tugas dan korupsi pula. Ya korupsi. Kalau di daerahku, korupsi sama dengan pota'o alias mencuri. Tapi kenapa para pota'o alias koruptor itu walau sudah ditangkap dan ketahuan mencuri, tapi masih bisa ketawa-tawa dan senyum, bahkan tebar pesona di kamera para wartawan TV. Kemana rasa malu mereka? Apakah mereka sudah tidak punya rasa malu, kalau mereka tidak lagi punya rasa malu, apa bedanya mereka dengan kawanan binatang? bukankah para binatang tidak punya rasa malu? buktinya mereka berhubungan sex di tengah hiruk-pikuknya dunia, dihadapan teman-temannya dan kawanan manusia? berarti derajat manusia yang diciptakan lebih tinggi dari semua mahluk allah lainnya, tidak lagi berarti? 
        
" Waduh Fir... kamu minum kopi sambil melamun. mikirin apa kamu? Kamu mulai memikirkan aku ya? "
" Ih...ih... apa? mikirin kamu? sinting! kenapa aku harus capek-capek mikirin kamu bang, bukankah kamu yang seharusnya mikir bagaimana supaya Sonya mau berubah pikiran dan bersedia menerima perjodohan kamu dengan dia. Kamu harus cari cara bukankah kalau cinta ditolak, dukun bisa bertindak??? ha..ha..ha "
" Nah sekarang kamu yang sinting Fir, Astagfirullahhalaziim.... dukun? dukun apa! kamu mau melakukan perbuatan syirik yang dilarang keras di agama kita? istigfar Fir.. Istigfar, Seorang Andi Alamsyah pasti tidak sudi melakukan itu! lagipula aku tidak lagi ingin menikahi Sonya kok, aku malah ingin menikah denganmu "

    Degg...jantungku..oh jantungku ya allah.. mau lepas dari tempatnya, Andi mau menikah denganku?! gila! dia pasti sudah gila! apa kata dunia nanti, Fira Mulyani, seorang wanita hitam manis usia 25 tahun menikah dengan calon suami dari sepupunya sendiri? Bakalan terjadi kiamat nantinya.

" Bagaimana Fir kamu mau kan? "

     Secara refleks aku menatap ke bola matanya yang menatap lurus ke dalam bola mataku. Tidak ada terbersit gurauan di mata dan Wajahnya. Dia sangat serius...saaangat serius. Sejenak aku terpana, terpesona dengan tatapannya. Aku diam seribu bahasa. Aku kehilangan kata-kata. Aku hanya diam. Hanya diam. Diam saja. Sampai kedua tangannya menggenggam kedua tanganku, yang terkulai di meja. 

" Fir...diam-diam aku mulai mencintaimu. Dan aku tidak ingin menunggu lagi untuk bisa mengungkapkan rasa ini. Sebenarnya kalo aku boleh jujur padamu, sejak lama diam-diam aku suka memperhatikan kamu dari jauh. Apalagi sekarang kita sudah bekerja di daerah yang sama. Rasa ini perlahan muncul dan merambahi hatiku. Bahkan jauh sebelum ide perjodohan aku dan Sonya. Sebenarnya, aku ingin dekat denganmu. Dirimu yang apa adanya, dirimu yang sederhana dan biasa-biasa saja, sebenarnya yang seperti ini perempuan idamanku. Namun sebagai anak laki-laki satu-satunya dari orangtuaku, aku pun ingin menuruti apapun keinginan mereka, termasuk mencarikan pendamping hidupku, asalkan ayah ibuku bahagia punya anak yang berbakti seperti aku. Tapi alhamdulillah aku bisa lepas dari perjodohan kami. Itu berarti aku bisa lepas dari perjodohan ini. Ayah ibuku pasti rela bila aku menentukan jodohku sendiri. Dan aku menginginkan kamu menjadi istriku. Kamu mau kan? "

    Berondongan kata yang keluar dari bibirnya, seakan tidak satupun yang nyangkut di kepalaku semuanya menguap bersama dinginnya malam... aku hanya diam, diam dan diam saja.

" Fir...apa kamu sudah punya seseorang? "
" Aaa...ooh...tidak. Aku tidak punya siapa-siapa "

    Rasa yang mulai hadir di hatiku, perlahan memenuhi seluruh ruang di hatiku, dan memaksa bibirku untuk berucap lirih.

" Ya...aku mau menjadi istrimu "

     Plong.... bongkahan batu segede gunung Dumbo di kotaku, seperti lepas menghimpit tubuhku. Aku seperti melayang-layang, melayang-layang dalam rasa yang menenangkan. Oh ternyata aku mencintainya. Dan aku siap menjadi istrinya.

" Jadi kamu mau Fira? Owh ya allah Alhamdulillah, warung kopi di kaki gunung ini jadi saksi atas peristiwa besar ini, secepatnya aku akan bicarakan ini dengan ayah dan ibu. Makasih Fir... aku bahagia sekali. "

      Hujan yang tadinya hanya gerimis, makin lama semakin deras, tapi ini tidak masalah bagi aku dan andi, bahkan hujan ini seolah-olah ikut jadi saksi atas peristiwa malam ini. Sambil berboncengan menerobos hujan, kami tidak mampu berkata-kata, setelah lama hanya saling diam akhirnya keheningan pun pecah juga.

" Fira, kok malah melamun, kamu kok tidak tampak bahagia dengan bertambahnya ponaanmu? Sudahlah nak andi bukan jodohmu, insyaallah, allah akan menggantinya dengan yang lebih segalanya dari Andi asal kau tidak menutup diri seperti ini terus-terusan. Bukalah hatimu Fir, lupakan Andi, dia bukan jodohmu. Walaupun dia tidak jadi menikah denganmu, tapi Andi tetaplah saudaramu sama juga seperti Sonya."

   Hmhh.. Ibu bisa bilang begitu, karena ibu tidak merasakan apa yang aku rasa. Sakit yang mengiris-ngiris jantungku, melihat kebahagiaan mereka. Apalagi bila mata Andi bertabrakan dengan mataku, ada sesuatu yang lain yang kurasakan di relung hatiku ini. Rasa yang hanya aku, dia dan allah saja yang tahu.
   Seandainya tante Yuli ibunya Sonya tidak berusaha sekuat tenaga, untuk meminta maaf dan membujuk mamanya Andi untuk melanjutkan perjodohan Sonya Dan Andi, walaupun harus rela memohon-mohon pada ibunya Andi, mungkin Sonya tidak akan melahirkan anaknya Andi. Tapi justru akulah yang melahirkan anak bagi Andi, dan akulah yang harusnya bahagia saat ini dan bukan Sonya!

     Ahh.. Andi yang malang. Dia terpaksa harus menjilat kata-katanya sendiri yang terlanjur dia ucapkan padaku. Pernikahan Andi dan Sonya murni karena upaya orang tua Sonya untuk membujuk dan meminta maaf sebesar-besarnya pada ayah ibunya Andi. Dan bahkan tega mengancam, bahwa Sonya tidak akan diakui anak, bila tetap tidak mau menikah dengan Andi. Bahkan ketika tahu Andi sudah berpaling padaku, tante Yuli sampe tega melabrak aku. Seolah aku yang telah merebut Andi dari Sonya.
     Huh... dunia ini selalu tidak adil padaku. Sonya yang kurus dan sakit-sakitan sejak kecil seolah harus mendapatkan yang terbaik walaupun itu berarti, dia mendapatkannya dariku. Seolah tiada yang peduli dengan hati dan perasaanku yang terluka
      Padahal aku yang selalu tampak tegar dan santai dalam mengahadapi hidup, tidak bisa dipungkiri, aku pun bisa terluka karena aku pun butuh cinta, rasa sayang, dan perhatian.
        Namun sama seperti ketika aku, Sonya, Andi dan beberapa saudara sepupuku yang sepantaran, masih tinggal serumah di rumah nenekku, akulah yang selalu harus melindungi Sonya yang kurus, cengeng dan sakit-sakitan. Bahkan jika aku punya mainan baru, pasti Bila Sonya mau mainan aku, aku harus rela meminjamkan padanya. Ahh jika dulu aku mengalah soal mainan, tidak kusangka setelah dewasa, aku harus merelakan Andi, lagi-lagi untuknya. Padahal nyatanya justru dia sendiri yang awalnya menolak Andi. Owh...perih sekali hatiku. Nyatanya Sonya harus tetap telah menikah dengan Andi. Bahkan sekarang ada bayi mungil di tengah-tengah mereka.

      Andi, belahan hatiku, yang tidak kuasa mengatakan tidak pada orangtuanya. Andi yang ingin menjadi anak berbakti kepada orangtuanya. Andi yang tidak berani menolak kehendak orangtuanya, karena takut menjadi anak durhaka.
       Andi yang soleh, Andi yang hingga kini masih sering membuat mataku basah dengan air mata kerinduan, untuk memeluknya erat dalam hidupku. Salahkah aku ya allah? Bukankah rasa cinta ini adalah anugerah-Mu? Tapi kenapa ya Allah?


Gorontalo, Kamis 20 November 2014
12:38 WITA



0 komentar:

Posting Komentar

 
DUNIA FANA © 2017 .
Animated Spinning Kunai - Naruto