Contact Us

Banner 468 x 60px

 

Surat Terbuka Untuk Bapak Presiden Jokowi

0 komentar
       Yang terhormat, yang tercinta, yang sangat kami banggakan, bapak presiden ketujuh, bapak presiden Jokowi, bapak presiden yang sangat merakyat dan apa adanya. 

           Saya sebagai seorang ibu yang punya anak usia sekolah, ada yang kelas 6 SD, kelas 3 SMP, kelas 3 SMA dan yang kuliah Semester 5. (mungkin saya salah satu contoh ibu yang cukup berhasil dengan programnya BKKBN, menjarangkan kehamilan, masing-masing 3 tahun. Namun masih kebobolan 2 orang anak). Itu mungkin sudah kehendak Allah SWT, biar kata BKKBN 2 anak cukup. Tapi Allah berkehendak lain, saya punya 4 orang anak. Pak presiden yang terhormat, disini saya bukan mau mengadu tentang anak saya yang jumlahnya 4 orang pak. Karena mereka adalah karunia sekaligus titipan Allah pada saya dan juga tentunya bapaknya.

     Namun saya menulis ini, bukan karena hanya untuk kepentingan saya saja, namun juga kepentingan para ibu dan orangtua lainnya, yang sama-sama merasakan damapak dari program Full Day School, yang digagas menterinya bapak. Mungkin bapak presiden, bapak wakil presiden, dan bapak menteri pendidikan, tidak pernah merasakan bingung tentang apa lagi yang harus disiapkan untuk bekal anak makan siang di sekolah besok hari, karena si anak akan pulang ke rumah nanti pada sore hari. Kalau si anak makan siang di rumah, apa saja bisa dimakan. Entah itu hanya nasi pake garam, atau mungkin kalo tidak ada nasi, cukup makan pisang pake kelapa parut boleh, namun untuk makan siang disekolah, bersama teman-teman lain, yang Kadang-kadang juga ada yang suka tukar-tukaran lauk. Nah kalau tidak ada lauknya gimana pak? Si anak pasti gengsi dong. Yang ada si anak tidak berani buka bekal makan siangnya pak. Jadinya si anak lebih memilih kelaparan, daripada nanti diejek teman-temannya. 

         Kok bisa begitu? Ya namanya juga anak-anak pak, apa yang mereka pikirkan, itulah yang mereka katakan. Itu baru salah satu contoh dampak negatif Full Day pak. Sebenarnya di urusan bekal makan siang anak di sekolah, masih banyak contoh-contoh lainnya pak, mungkin kalo saya bahas semua disini, bapak lebih baik milih tidur, daripada baca curhatan saya ini. 

         Dampak berikut dari program Full Day ini pak adalah anak-anak pulang ke rumah, dalam keadaan letih, bahasa daerah saya , Gorontalo artinya Mongolo. Bahkan seringkali terlihat sangat letih atau kembali ke bahasa Gorontalonya itu motuhu. Bahkan ada anak-anak yang langsung tidur. Dan mereka akan bangun setelah selesai sholat Isya, artinya mereka tidak sholat magrib. Nah lho, ini berarti tanggung jawab bapak sebagai pemimpin negeri ini, yang mengeluarkan kebijakan Full Day, kan? Iya nggak pak? Walaupun ini programnya bapak menteri pendidikan, tapi kan bapak setuju to?

          Dampak berikutnya lagi dari Full Day School pak, anak-anak yang biasanya sore harii belajar mengaji ke TPA, dengan FullDay, ini agak sulit dilakukan. 
Sebenarnya kalau dipaksakan sih, bisa saja. Dengan adanya program FullDay, anak-anak pada hari Senin s/d Kamis , pulangnya pukul 15:30, setelah sholat ashar di sekolah. Kalau rumahnya dekat sekolah, mungkin 10-15 menit udah sampe rumah. Berarti sekitar pukul 15:40 atau 15:45. Nah kalau dilanjutkan dengan mereka harus belajar mengaji, kasihan anak -anak, pak. Sudah dari pagi mereka belajar,eeh sorepun masih harus belajar. Kapan waktu mereka bisa istirahat dan bermain pak?Padahal  namanya anak- anak, (lebih khusus lagi anak anak SD), Mereka itu masih perlu waktu bermain. Lha wong orangtua saja masih suka bermain kok, ya kan Pak ?

         Nah..... kalau demikian adanya, anak-anak ndak jadi belajar mengaji, berarti mereka hanya tahu ilmu dunia saja : matematika, sains, ips, bahasa indonesia, dll. Yang lebih mengacu pada ilmu dunia, kapan belajar akhirat pak? Padahal , belajar itu bukanlah lebih baik jika dimulai sejak dini? Mungkin ada yang usul, bagaimana kalau malam hari? Owh.. bukankah malam hari waktu mereka bikin PR? Dengan adanya program FullDay, bukan berarti PR tidak ada kan? Tetap ada. 

        Bapak presiden Jokowi yang terkasih. Mungkin saja Bapak luput memperhatikan hal-hal kecil ini, karena anak-anak Bapak sudah pada besar (saya ngefans sama Kaesang pak, sungguh). Karena anak-anak Bapak sudah tidak ada yang SD, SMP, mungkin Bapak tidak lagi tahu tentang urusan ini Pak. Jadi, karena saya tahu, maka saya lapor ke Bapak. Saya bicara ke Bapak, karena Bapak pemimpin saya, dan sebagai pemimpin (apalagi pemimpin negara), bapak akan diminta pertanggungjawaban oleh orang-orang yang bapak pimpin termasuk saya, ya kan pak.

         Sehingga nya saya mohon maaf sebesar-besarnya pak, bila curhat buka-bukaan kepada bapak. Karena kalau bukan Bapak, ke siapa lagi saya harus curhat? Ke kepala Sekolah, katanya beliau hanya menjalankan perintah kepala Dinas, ke Kepala Dinas, disorong lagi ke atasan beliau, terus seperti itu, dan akhirnya muaranya kepada Bapak Presiden. Daripada berbelit-belit tanpa penyelesaian, kan enak langsung ke bapak, sekalian gitu.

         Bapak Presiden yang sangat merakyat. Kalau menurut saya, FullDay School ini masih perlu ditinjau lagi Pak. Banyak sekolah belum pada siap dengan program ini. 

       Karena disana-sini, terdengar keluhan hal ini. Jangan sampai FullDay ini bisa seperti programnya ibu Sisi PudjiAstuti, menteri Kelautan dan Perikanan, dimana bagi yang tidak makan ikan, tenggelamkan (ini mungkin hanya sekedar slogan atau guyonan),  yang apakah ibu Sisi tahu, bahwa bagi kami masyarakat Gorontalo, khususnya adalah lauk terbaik. Namun pertanyaannya adalah, apakah semua masyarakat bisa mampu beli ikan tiap hari, apalagi di saat musim angin timur, dimana harga ikan bisa naik berlipat-lipat kali harganya. Mungkin harganya naik berlipat kali seperti harga sekarang ini. (kalo boleh jujur Ibu Menteri, saya sangat salut dengan program kerja ibu dan juga keberanian Ibu, bagi saya Ibu Susi seperti Srikandi yang gagah berani di Era pemerintahan bapak Presiden Jokowi 
πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘)

          Bapak Presiden Jokowi yang suka blusukan.
Mungkin hobi bapak ini bisa dilanjutkan dan bahkan ditingkatkan, utamanya untuk mengecek dampak dari program yang bapak cetuskan. Supaya bapak bisa tahu secara langsung terterima tidaknya, terlaksana dengan baik atau tidak dari masyarakat bawah/grass-root (mudah-mudahan gak salah tulis yaa, maklum saya hanya ibu rumah tangga biasa), dan bukan hanya dari laporan saja. 

       Mohon maaf Pak Presiden, jika curhatan saya ini bikin Bapak tidak berkenan. Tapi mau apalagi, saya hanyalah salah seorang dari puluhan juta Ibu yang ada di se-entero tanah air ini, yang sebetulnya punya keluhan juga tentang FullDay School ini pada Bapak. Namun ya sudahlah, diserahkan saja pada yang Maha Mengatur. Padahal sebagai warga negara, siapapun berhak untuk berpendapat. Dan ini diatur dan dilindungi Undang-undang kan Pak?

        Pak Jokowi yang tercinta, sejujurnya saya katakan pada pemilihan Presiden kemarin, Pak Jokowi-JK tidak menang di Gorontalo, namun tolong, jangan abaikan curhatan seorang Ibu dari Gorontalo ini Pak, Please... 

         Mohon maaf sejuta maaf, terima kasih yang teramat sangat. Dari lubuk hati saya yang terdalam, teriring doa tulus untuk Bapak Jokowi sekeluarga, Bapak JK sekeluarga, dan Bapak-Bapak Menteri dan Ibu-ibu Menteri di bawah pimpinan Bapak Presiden Jokowi. Semoga Bapak-bapak dan Ibu-ibu sekeluarga selalu dalam bimbingan dan tuntunan Allah SWT, dalam setiap langkah. Dilimpahi Rahmat dan Karunia-Nya, dan diampuni segala dosa dan kesalahannya, baik yang tersembunyi ataupun terang-terangan, baik disengaja atau tidak, baik dosa besar atau kecil, baik yang telah diperbuat di masa lampau, masa kini, ataupun masa yang akan datang. Insya allah Anak-anak dan keturunannya selalu dalam islam, iman, dan takwa, hanya Kepada-Nya, Sang Pemilik Kehidupan Dunia dan Akhirat, Amin ya Robbal Aalamin.


Gorontalo, 19 Agustus 2017
23:38 WITA

0 komentar:

Posting Komentar

 
DUNIA FANA © 2017 .
Animated Spinning Kunai - Naruto