Contact Us

Banner 468 x 60px

 

RAMBUT

0 komentar
    Diantara deraian gerimis bulan Juli, dia melangkah menerobos butiran-butiran air yang membasuh wajah, rambut, tubuhnya, dan membasahi seluruh kota Gorontalo. Aku terpaku diam di depan jendela. Ku tatap sosoknya tanpa kedip. Hari ini aku harus melupakannya, melupakan dia entah berapa lama, entah sampai kapan, ataukah selamanya, aku tidak tahu. Aku tidak akan menyesali pertengkaran ku dengan dia, pertengkaran untuk yang kesekian kalinya, gara-gara rambut. Ya, rambut!! 

            Pasti kamu heran, hanya gara-gara rambut, kok sampe perang. Kok cuman karena rambut, sampe pisah. Hmmm......... mungkin bagi kamu itu hal yang lucu dan amat tidak masuk akal, bahkan ini merupakan hal yang sepele saja, tapi tidak bagiku!! Tidak bagi Ocha!! 

        Sudah berulang kali aku katakan padanya, aku suka rambutnya yang gondrong, aut-autan, dan sedikit tidak teratur. Mungkin aku aneh, ajaib atau bahkan jorok sekalipun. Aku tidak perduli, karena itulah aku, Ocha, yang pacarnya dia! Dia harus care akan keinginanku, dan bukan menuruti kata-kata orang lain. Karena yang pacarnya itu aku! Yang dua tahun ini bersamanya membagi duka atau suka, aku! Bukan mereka! Tapi mengapa dia lebih perduli pada orang lain, dan mengabaikan aku?! Huhhh.... tak sudi aku digituin sama dia, mending bubar!!! 

               Ahhh, segitu mudahnya kasih sayang dan cinta berlalu dari hatiku dan hatinya? Dua bening kristal berguling di pipiku, ada yang hilang di hati ini, di jiwaku... dadaku terasa sesak.... aku ingin berlari mengejarnya, menerobos hujan yang semakin menggila. Ohhhh.... tapi tidak! Biar hati ini berguncang sakit, biar jiwa ini merintih, biarlah... aku tidak akan mengejarnya! Toh dia tidak mau tahu keinginanku. Rambutnya itu biarkan begitu, biarkan gondrong dan aut-autan, demi aku! Bagiku dia begitu mempesona seperti itu! Bikin aku tergila-gila padanya. Mungkin aku sinting! Tidak apa-apa, karena itulah aku, Ocha! 

          Butiran hujan yang berkejaran menyentuh bumi, membuat anganku hanyut kedua tahun yang lalu.

           Di sore yang mendung, aku melihat dia di perpus kota. Sepertinya dia lagi sibuk mencari-cari sesuatu di rak buku, dan aku barusan masuk, untuk mengembalikan buku yang dua hari lalu kupinjam. Aku menduga, mungkin dia membutuhkan buku yang ada di tanganku ini. Ahh kasian, aku harus segera mengembalikan buku ini. Dan benar dugaanku, begitu buku itu kuulurkan padanya, dia langsung menerimanya dengan gembira sambil tersenyum. Duh senyumnya... membuat aku melayang ke langit ketujuh. Saat itu juga kutatap wajahnya, matanya, dan semua yang ada padanya. Satu yang sangat kukagumi... rambut gondrongnya yang aut-autan itu. Ini yang kurasa paling menarik di dirinya, walau mungkin orang lain memilih hidungnya, atau matanya, atau postur tubuhnya... dan barangkali menyayangkan rambutnya, namun aku tidak! Bagiku hanya rambut gondrongnya yang aut-autan itu yang menarik. 

            Itulah awal hubunganku dengan dia, yang mungkin tidak akan berakhir, kalau tidak karena rambutnya yang telah dipotong pendek, seperti serdadu kala perang. Hiiiiihhhhh........ cinta dan kekagumanmu menguap entah kemana. Aku bahkan tidak sudi, walau untuk membayangkan wajahnya saja. Tidak! Dia jadi orang asing bagiku. Aku amat tersinggung dengan alasan, rambutnya yang terpaksa dibabat habis karena katanya di keluarganya tidak ada yang punya model seperti dia. Dan seisi rumahnya mengecam dia. Huhhhh... kampungan! kekanak-kanakan! Aku tidak terima! Kalau begitu mending dia pacaran saja dengan orang rumahnya, tantenya kek atau babunya sekalian, jangan denganku! Sudah susah payah aku meyakinkan seisi rumahku, utamanya ibuku yang sangat cerewet, kalau dialah satu-satunya pilihanku, yang kupercaya bisa mendampingi hidupku nanti. Bukan Solehudin, calon yang disodorkan Bapak, Firman calonnya tanteku, atau bukan Gifar yang disodorkan Sahabatku, Dian. Tapi ternyata... Huh kampungan! Kenapa dulu dia mau mendengarkan aku memuji rambutnya, bahkan membiarkan aku memilin-milinnya, dikala lagi berdua. 

           Ahhh, biar saja... biar dia pergi. Lebih baik begitu. Aku akan mencari yang lain, yang mau tahu tentang aku dan keinginanku. Yang tidak mau seenaknya diatur-atur keluarganya, yang tidak kampungan, yang punya prinsip...dan yang hanya bisa seijinku, mengutak-atik rambutnya. Yang... yang tidak seperti dia! 


Gorontalo, Selebes FM, 20 Juli 1996
10:20 WITA


0 komentar:

Posting Komentar

 
DUNIA FANA © 2017 .
Animated Spinning Kunai - Naruto